Filled Under:
Artikel
Narasiku
Ketika bangun
pada hari Senin pagi, aku sangat terkejut karena
melihat jam di kamar telah menunjukkan pukul
06.30 WIB. Aku langsung bangun dan menuju
ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi
tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja mencederaiku. Ternyata
hari itu aku menjadi siswa di SMA NEGERI 14 BATAM semua perlengkapanku telah ku
persiapkan dari semalam sore dan
menyempatkan memakan sepotong roti keju agar pagi itu aku tidak pingsan. Hari yang sangat menggugupkan saat
akutiba disekolah saat bel telah berbunyi dan aku pun segera berlari-lari masuk
kedalam kelas sambil meletakkan tasku dan berlari menuju lapangan. Pagi yang
cerah dimana matahari menampakkan dirinya tepat pada waktunya, saat Upacara
Apel yang menegangkan saat itu kami bertepuk
tangan tanda pembukaan MOS ( MASA ORIENTASI SISWA ).
Setelah itu seperti biasa
kami siswa-siswi baru dikerjai oleh kakak-kakak osis. Disuruh menyanyi dikelas sunnguh saat itu aku kami di
perintahkan untuk menulis 1 artis yang disukai. Saat itu aku menulis Chelsea
Olivia saat nama artis favorit teman ku dibacakan ternyata mereka wajib
melakukan profesi yang artis itu lakukan misalnya: menyanyi, acting,dsb. Ups,
setelah nama Chelsea Olivia dikumandangkan aku langsung permisi ke toilet
kepada kakak osis yang memanggil nama itu aku keluar dengan wajah tak bersalah.
Huh.. lega aku pun ke luar untuk melarikan diri dari suruhan kakak-kakak yang
konyol itu tiba-tiba Tety, wilsa
memanggilku ternyata dia melakukan hal yang sama saat itu, seperti biasa
mereka menghindar dari perintah kakak kelas yang usil. Selanjutnya kamiberlari
mencari-cari tempat aman yang tak satu pun kakak osis itu melewatinya. Setelah
waktu MOS berakhir aku pun berpisah kelas dari temanku tety,wilsa,dan reni. Aku
duduk dikelas XB disana aku memiliki teman bernama gresia, rusminah, friska,
Katarina, ayu, dll.
Saat itu kami memilih duduk
saling berdampingan satu sama lain, tertawa bersama, gossip tentang karakter
orang tua masing-masing. Teringat saat itu pelajaran sosiologi aku, Katarina, gres,
rusminah dan friska sepakat untuk tak mendengarkan pelajaran bapak itu, kami
cenderung bermain nama-nama buah, nama-nama hewan, bahkan nama-nama Negara
sesuai cabut undi menggunakan jari. Bahkan kami pernah balajar sambil melipat
kaki dikursi untung saat itu bapak tersebut sedang menjelaskan didepan dan
Katarina hanya tertawa melihat perilaku kami semua.
Keesokan harinya seperti
biasa kami juga melakukan gossip tentang artis-artis yang sedang
hangat-hangatnya terjadi, tanpa peduli kami tertawa terbahak-bahak mendengarkan
celotekan Katarina yang menggelitik. Apalagi pagi itu Katarina menceritakan
bagaimana keperkasaannya saat memanjat pohom mangga yang tinggi bahkan sampai
menyelesaikan rumahnya mulai dari mengecat, memasang besi sampai plester rumah.
Dia menceritakan papanya memperlakukan semua anaknya sama, tanpa memandang
laki-laki atau perempuan.
Masa-masa kelas X yang
menyenangkan dimana kami memiliki wali kelas yang sangat perhatian kepada
murid-muidnya Mis. Anjar namanya. Ibu yang manis dan lucu apalagi saat
menggunakan bahasa jawanya pak lek…buk lekk sungguh sangat menggelitik. Kami
juga mempunyai guru yang super lawak namanya Bu Siti dan Pak Ricardo mereka
adalah pasangan serasi yang menghibur pikiran kami akan kejenuhan pelajaran
ini. Apalagi pak ricardo adalah guru yang memegang study mtk wahh..sebuah
pelajaran yang membuat otak harus berfikir secara maksimal. Namun, setiap
pelajarannya kami selalu mengkait-kaitkannya dengan kisah percintaan mereka,
sang bapak yang malu-malu dan sang ibu yang malu-malu. Saampai suatu saat
disaat pelajaran MTK aku dan temanku tak bias menjawab pertannyaan pak Ricardo
saat itu, saat itu siang terik yang menyengat dan tak satupun diatara kami yang
mampu menjawab pertanyaan 0:4 dan 4:0. Amarah pak Ricardo semakin membara saat
beliau melontarkan pertanyaan kepadaku aku tak bias menjawabnya, saat beliau
menanyakan kepada feby, fitri, dang res tak satu pun bias menjawabnya. Akhirnya
beliau mencoret-coret dinding dengan menulis angka 0 dan dengan saat yang sama
kami dijemur diluar kelas sungguh peristiwa yang memalukan dimana pak Ricardo
mempermalukan kebodohan kami kepada siswa kelas XI IPA. Untung pak Fitri
menyuruh kami masuk kekelas karena panas dan takut kami sakit kepala.
Aku juga sering melewati
hari-hariku dengan melakukan berbagai tugas kelompok, disana aku sering berbeda
pendapat dengan ayu kadang aku memberi saran namun saranku tak dipertimbangkan,
kadang aku jengkel namun ku coba meredam rasa. Kadang kami melewati hari-hari
dengan memanjat pohon jambu yang sedang berbuah di beranda rumah friska. Kadang
kami sering tak berteguran satu sama lain, semua kami lewati dengan lapang dada
dan akhirnya kami berakhir disuatu hari dimana hari perpisahan antara aku dan
teman-teman di Ocarina. Saat itu kami lewati dengan merayakan hari ulang tahun
Mis.Anjar di saat itu juga kami berjalan-jalan dengan menyewa sepeda untuk
berkeliling ocarina, berkejar-kejaran mengintari tiap sudut-sudut tempat
tersebut. Tak terasa matahari telah berada di ufuk barat saatnya untuk kami
melaksaanakan perpisahan singkat dimana kami akan berpisah dengan mom anjar
yang harus berganti tugas disekolahnya yang baru dan harus berpisah dengan
teman-teman ke kelas yang baru. Deraian air mata mengalir dipipiku saat aku
harus menyadari segala kenangan itu harus berakhir saat itu dan disaat Mis.
Anjar memberikan kami nasihat untuk menjadi seorang yang tangguh, dan menjadi
seorang yang berhasil. Semakan menetes air mataku berderai bagaikan butiran
debu saat itu, dan salingn berpelukan melewati kenangan-kenangan terakhir untuk
kami.
Pagi yang membawa kedalam
kelas baru, saat ini aku mendapat jurusan IPA bersama sahabatku Gres.
Seperti biasa aku tak mengenal sedikit
pun teman-teman baruku disini hanya Andina, Gres, Mulya dan rominar, fitri temanku yang berasal dari kelas X sementara
teman-teman yang lain bagaikan orang asing dimataku. Memang sangat asing dan
membuatku tak ingin berteman namun setelah melewati berbagai waktu akhirnya aku
mulai akrab dengan mereka dan kadang kala akku sering bergabung dengan jean,
dewita sambil berbicara tentang korea, dimulai dengan kelebayanku yang selalu
bermimpi seorang lee min hoo akan menjadi tambatan hatiku dan menjadi pasangan
serasi dan dunia ini serasa milik kami berdua dan yang lain ngontrak. Mendengar
kelebayanku itu dewita, jean tak terima mereka hanya berkata aku mau muntah
mendengarnya, sambil tertawa aku pun
mebalas celotekan mereka dengan PD nya. Di kelas XI IPA kami mempunyai wali
kelas yang imut namun sering menasehati kami untuk rajin belajar, membuat
belajar kelompok dan tiap tiak ada guru tak satupun boleh menggosip beliau
bernama buTati. Namun kadang kala kami selalu rebut sehingga kami sering
ditegur guru dan kadang kala saling menyalahkan
1 sama lain sehingga terjadi percekcokan. Hingga pada suatu ketika bu tati
marah atas ketidakkompakan kami selama belajar selalu saling menyalahkan namun
tak satu pun mendengarkannya.
Aku dan gres yang tak
memiliki gank pun hanya bias bermain berdua sehingga setiap guru yang melihat
kebersamaan kami mereka selalu berkata ank kembar,ya? Aku pun hanya menjawab
beda. Hampir semua orang menanyakan hal yang sama sampai aku bertanya didalam
diriku apa sebenarnya yang terjadi sambil bertanya-tanya pada diri apakah kami
benaran saudara apa tidak??? Sungguh menjenuhkan jika dipikirkan. Pagi yang
dingin membawa aku melanjutkan mimpiku diatas kasur sambil memeluk bantal
guling yang lembut. Dengan melihat kearaj jendela ternyata hari telah siang,
aku kembali berlari dalam suasana mata yang masih mengantuk tak kusadari bahwa
didepan ada genangan air dan aku terpeleset , mama ku yang melihatnya hanya
bias tertawa terbahak-bahak sambil berkata lain kali hati-hati. Setibanya aku
disekolah aku hendak mengejar gres dan meminta agar dia menungguku namun saat
aku berlari aku tak melihat bahwa disekitar parkiran mobil kepala sekolah
sekumpulan pasir yang sangat licin. Akhirnya dengan stamia yang membara aku
terjatuh dan semua orang yang melihat kejadian itu hanya bias berkata hati-hati
sambil tertawa. Hari itu adalah hari yang sangat memalukan untuk diingat.
Saat hari bahagiaku aku
merasa senang saat aku berumur 16 tahun aku mendapat ucapan yang sangat banyak
serta kado yang banyak saat aku berulang tahun, semua terasa lengkap dan
bahagia saat teman ku menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan bahasa korea,
semua terasa indah teman.
Setelah semua berlalu tiba
saatnya kami melakukan perpisahan kami melakukan perjalan ke pantai mirota
balerang dengan menaiki suatu bus kam ibernyanyi bersamasama meskipun saat yang
sama keadaan kelas masih sangat kurang kompak. Disana kami merasa sangat senang
bisa berfoto. Disaat kami melihat ada orang bermain banana boat kami pun
sepakat untuk mencoba permainan yang menantang itu. Akhirnya aku, nurhalimah,
gres, mulya, dan ijum menaiki banana boat yang satu dan mulia,
andina,leli,jean,fitri dan dewita menaiki banana boat yang lain. Dengan rasa
takut yang membara kami memakai
pelampung di badan dan menaiki banana boat serta memegang pegangannya dengan
erat. Saat kami mengintari laut kami berteriak histeris karena banana boat yang
kami naiki hamper jatus saat ingin belok di laut yang jauh dari keramaian. Aku
pun mengucapkan selantun kata-kata doa kepada Tuhan agar diberi keselamatan,
namun tiba saat kami hendak sampai namun
masih agak jauh dari darat kami dijatuhkan oleh para pengemudi . akhirnya kami
terdampar dan saat yang bersamaan ijum terdampar agak jauh dari kami, untung
petugas pertolangannya langsung cepat menolong ijum sampai kedarat.
Waktu pun masih terasa
sayang untuk ku lewati akhirnnya aku membuat sebuah istana cinta bersama mulia
sambil berfoto dan berenang. Sampai semua teman-teman lain berbasuh kami pun
masih asik berenang dan saat bu tati mengatakan pulang kami langsung berlari ke
toilet untuk berbasuh. Dan saat di toilet hanya ada 1 kamar mandi, terpaksa
mulia meminta kami untuk mandi berdua. Itu adalah pengalaman yang sangat tak
terlupakan
Selanjutnya kami berjalan
melewati camp Vietnam dan berfoto-foto di sana dan kami tertawa bersama-sama
saat melihat celetukan-celetukan teman-teman. Namun aku ingin menangis melihat
monyet-monyet di sekitarku, merasa ingin ku bawa pulang mereka namun aku tak
bisa menggapai segala kegelisahan dibalik keceriaan teman-temanku yang
menghinanya. Menetes sebutir demi sebutir tanpa memikirkannya namun terlintas
untuk menghapus segala tetesan itu karna temanku yang memanggilku saat itu. Aku
hanya bisa berdoa semoga dibalik kehinaan diri monyet-monyet tersebut terbersik kelebihan
dalam diri mereka dan berharap selalu ada rezeki yang mengalir untuk
sang monyet.
Setelah itu kami
melanjutkan perjalanan kejembatan satu dan berfoto-foto disana sambil memakan
jagung dan makanan lainnya. Tak terasa hari telah membawa kami untuk pulang dan
mengakhiri segala perpisahan itu. Akhirnya kami masuk kedalam bus sambil
bernyayi disaat itulah kekompakan kelas itu terasa, sama-sama bernyanyi lagu
bondan prakoso-tetap semangat dan laskar pelangi. Kami pun sampai kesekolah dan
aku pulang bersama mulia. Sepanjang libur ku lewati dengan biasa saja sampai
waktu tak terasa membawaku sampai hari masuk sekolah pun tiba.
Sekarang aku menjadi siswa
kelas XII IPA, namun pagi ini ku lewati dengan semangat namun saat menelusuri
sudut-sudut jalan ku pandangi satu persatu siswa baru di sekolah ku masih
menggunakan seragam SMP, saat itu ku temui sesosok pria ganteng yang menarik
perhatian dan ternyata aku, gres, dan wilsa menyukai pria yang sama saat wilsa
memberitahuku kalau pria itu yang disukainya. Hari-hari kami lewati bersama-sama
sekarang kami sering melewati waktu bersama karna kami memiliki kecocokan.
Masa-masa putih abu-abu
yang semakin bersemi-semi saat aku,
gres, wilsa dan pesta berencana melaksanakan kegiatan belajar kelompok. Kami
selalu melakukannya setiap hari, setiap hari selalu aku mengeluarkan
kecerewetan-kecerewetanku setiap kali mereka bermain, sebenarnya semua ku
lakukan untuk keberhasilan bersama. Keesokan sorenya aku memberikan soal ujian
yang sangat susah kepada mereka, sangat lucu saat pesta mencuri-curi pengalihan
wajahku agar melihat kalkulator dan mencontek jawaban gres. Namun,saat ketahuan
dia hanya tersenyum mengatakan sedikit saja, akhirnya karna aku memarahi dan
mengomelinya dia menggunakan jurus cap-cip-cup-kembang kuncup ajaran wilsa.
Saat di periksa ternyata jawabannya sangat memuaskan hampir semua tebakannya
benar aku pun sangat kaget melihatnya sambil tertawa dan ingin mencoba
mengikuti tebakan jingo pesta.
Saat di sekolah
nurhalimah, bety, ijum, mulya, tety dan anak-anak cowok mereka mengisi
keramaian kelas dengan bermain kartu, sambil tertawa-tawa karna salah satu dari
mereka kalah. Saat siang tiba aku pun ingin melakukan permainan kartu domino
itu namun saat bel masuk aku tak menyadari bahwa pak Ahmad wali kelas kami
masuk dan melihat kami sedang bermain. Kami dijuluki ratu judi di kelas dan
mulai saat itu aku tak mau melakukan hal yang sama.
Setelah beberapa hari
berlalu nurhalimah membawa permainan baru yaitu ular tangga, semakin seru saat
mereka bermain dengan tertawa dimana pesta yang hampir menang karus turun
kembali dan melakukannya dari awal, kami sering di tegur guru namu kami tetap
melakukan kebandalan yang sama dan menurutku itu dapat membuat otak yang stress
sedikit ringan. Kami sering di marahi pak ahmad namun bagaikan tak memiliki
telinga kami selalu melanggar segala nasehatnya.
Seminggu berlalu semakin hari wilsa
semakin membangkitkan semangatku untuk melihat pria ganteng itu, aku, gres,
Wilsa sering curi-curi pandang didepan kelas sampai saat dia melihat kami, kami
langsung mengalihkan penglihatan mata kami kearah hutan. saat hari yang
bersamaan wilsa mengajak aku untuk melihat pria yang kami sukai itu.
Setiap kali bertemu kami hanya
tersenyum dan kadang berkata dalam hati bahwa mimpi apa yang kami alami hingga
dapat bertemu pria ganteng seperti dirinya, hari-hari yang semakin menyenangkan
hati saat di sekolah. Suatu pagi yang menjengkelkan saat aku baris aku
bersampingan dengannya pria yang bernama aditya itu namun saat aku berbaris
daam keadaan istirahat di tempat aku disenggol-senggol karna mulya yang berdiri
di sebelah kanan ku memakan tempat yang cukup luas, lalu ku katakan bahwa aku
semakin kesempitan kepada mulya namun mulya yang jahil menyenggol-nyenggol aku
kea rah aditya sampai aku terjatuh. Aku pun memarahi mulya saat itu, aditya
yang melihan omelan ku hanya bias tersenyum malu. Namun keadaan tidak
mendukung, mulya hanya tertawa mendengar omelanku dan semakin senang mendorong-dorongku
kearah aditya aku pun semakin jengkel namun didalam hatiku adasedikit ras
senang yang membara.
Segala peristiwa menyenangkan itu
harus tertutup oleh Saat-saat yang menyedihkan seperti saat ini kami sedang di banjiri ujian-ujian.
Namun, kami hanya memohon semoga kami bisa lulus, dan suatu saat nanti jika
kami berhasil semoga kenangan indah kenangan buruk yang kami lakukan saat ini
dapat ku simpan menjadi diary teridah yang telah kulsimpan dalam hati dan
pikiranku dan berharap suatu saat nanti jika waktu telah tiba, jika semua telah
indah pada waktunya kami bisa di pertemukan lagi dengan membawa keberhasilan.
Profil penulis
Henny C.C Maharani namaku, lahir di Batam, 18 April
1995 di Rs. Otorita Batam. Aku adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara. Aku selalu
mengembangkan hobi ku di bidang tari, dan dramasejak kecil aku selalu
mengembangkan hobi ku itu, bahkan aku ingin bercita-cita menjadi artis dan
membawa perubahan bagi ekonomi keluargaku. Aku juga berfikir bahwa aku ingin
menjadi seorang dokter anak, bisa membantu anak-anak yang tidak bisa merasakan
indahnya pengobatan tanpa memandang status ekonomi yang saat ini terjadi di setiap
rumah sakit. Aku juga ingin belajar ke negeri
orang dan membawa ilmu itu untuk merubah negeriku. Menjadi kebanggaan untuk
guru , orang tua , masyarakat , dan untuk TUHAN menjadi impianku saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar