Filled Under:
Artikel
NYANYIAN DIKALA HUJAN
“Jangan
lupa, mati itu baru sebuah awal. “
“Saya ada
disana,melihat ibu saya sekarat. Saya takut melihat Ibu saya begitu.”air mataku
turun.
Hamper
seirama dengan hujan diluar.
“Duh, masih
untung kamu.”
“Kenapa
beruntung ?”alisku menaut.
“Umurmu
berapa tho ?”
“17 tahun,”
jawabku.
“Selama 17
tahun, kamu ditemani Ibumu. Lah diluar sana, jauh disana, ada anak kecil yang
ndak tahu siapa Ibunya.”
Aku
diam.
“Kita mana
tahu umur seseorang. Kalau Ibu kamu memang harus meninggal, itu karena sudah
takdirnya. Jangan salahkan diri, itu hanya menambah beban.”
Aku terisak.
“Saya kangen sama Ibu.”
“Kamu bisa
mengenang Ibumu lewat foto, jaman saiki kan sapa sing durung duwe foto.”
Amati
wajahmu, lihat apa yang Ibumu wariskan padamu.
Kuamati
bayangan di dalam cermin.
Itu aku.
Dengan mta
milik Ibu, hidung milik Ibu. Tapi itu aku. Aku mirip Ibuku, dan mungkin maksud
itu−Ibu ada di dalamku.
Kusibakkan
poni basah yang menutupi dahiku. Luka itu.
Aku
memejamkan mataku, lalu membukanya lagi. Basah…
***
Hujan selalu turun setiap harinya
penghujung bulan ini. Mataharipun
enggan memperlihatkan senyumannya, yang ada hanyalah bulir- bulir hujan yang
turun disepanjang hari dan hawa dingin yang seakan menusuk hingga ke
sendi – sendi tulangku.
“ Guntur!!! Ngapain disitu??” tegurku pada Guntur yang sedang memainkan tetesan
air hujan dengan jemari – jemarinya.
“ hey Ria, sini duduk !!!” ucapnya mempersilahkan aku duduk.
“ belum pulang???” Tanya Guntur.
“ belum, hujan masih deras, kamu sendiri kenapa nggak pulang??”
“ aku masih betah berada disini.”
“apa yang membuatmu betah berada disini???”
“ hujan yang membuatku betah berada disini”
“ Hujan???”
“ iya.” Ucapnya mengangguk yang masih memainkan rintik hujan.
“ Guntur… Guntur… masih saja seperti anak kecil yang suka memainkan rintik
hujan!”’ ucapku meledeknya.
“ memangnya nggak boleh?? Toh, hujan nggak pernah melarang siapapun untuk
menyentuhnya, merasakan setiap tetesannya yang menyejukkan.” Jawab Guntur
dengan nada meledek.
“ SIAL!! Kata – kataku dibalikkan lagi oleh Guntur!” ucapku kesal dalam hati.
“ apa alasanmu menyukai setiap tetesan
hujan yang turun???”
“ karena, dulu ada
seseorang yang menceritakan tentang nyanyian hujan padaku!” ucapnya yang mulai
bersedih.
“ nyanyian hujan??
Siapa yang menceritakan itu padamu???”
“ seorang gadis
kecil yang duduk dibawah rintik hujan.”
“?????” penuh tanda
tanya
***
Kejadian itu terjadi
sekitar 1 tahun yang lalu. Saat itu aku melihat seorang gadis kecil yan sedang
duduk dibawah rintik hujan. Gadis itu hanya diam dan menunduk
“ hey adik kecil,
ngapain diam disini??? Kenapa tidak berteduh disana saja??” ucapku sambil
menunjuk kearah halte. Gadis kecil itu melihatku dengan mata yang sembab dan
merah. Ku tuntun tubuhnya yang mungil menuju kolong fly over, kubalut tubuhnya
dengan jaket yang saat itu aku kenakan.
“ kamu kenapa??? Mengapa berdiam diri dibawah rintik hujan???” tanyaku lagi.
“ aku berdiam diri disana karena hanya ingin menangis kak, melalui tetesan
hujan itu tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya aku ini sedang menangis.” Tersenyum
“ apa yang membuatmu menangis??”
“ ibu. Ibuku kak!! Entah mengapa saat ini aku sangat merindukannya, aku rindu
akan kisah hujan yang selalu ia ceritakan untukku.” Ucap gadis itu menangis.
“ memangnya ibu ada dimana???”
“ ibuku sudah meninggal sejak seminggu yang lalu kak, karena sakit DBD , tak
ada biaya pengobatan untuknya padahal aku sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk mengumpulkan receh demi receh namun tetap saja aku tidak bisa membantunya
dan nyawanyapun tidak tertolong.”jelas gadis itu, airmatanya mengalir deras
dipipinya yang mungil.
Aku segera
memeluknya dan ikut larut dalam kesedihan itu.
“ bolehkah kakak mendengar nyanyian hujan itu??” ucapku yang masih memeluknya.
Diapun hanya
mengangguk.
“
jadilah nyanyian hujan yang selalu turun disore hari, nyanyian hujan yang
sederhana! Kesederhanaannya dalam menyapa, kesederhanaannya dalam memainkan
denting gerimisnya dan dapat memberikan inspirasi bagi yang mendengarnya. Tidak
seperti nyanyian hujan yang turun saat pagi hari, tak banyak orang yang peduli
akan kehadirannya karena mereka masih terbuai dalam mimpi – mimpi. Rintik hujan
yang malang!! Yang turun membawa sejuta kisah namun tak ada yang peduli!! Yang
ada hanya acuh!
Sunyi….
Sepi dan sendiri….”
***
Ku hapus airmata yang mengalir di pipi Guntur.
“ lalu, dimana gadis kecil itu sekarang???” tanyaku dengan linangan airmata
“ gadis itu telah meninggal tepat tiga hari setelah pertemuan itu. Dia
meninggal karena tertabrak mobil angkutan umum yang sedang melintas disaat ia
sedang mengamen!” ucap Guntur penuh isak.
Aku terdiam dan
membiarkan Guntur mencurahkan tangisnya.
“ makanlah coklat ini agar kamu bisa merasa rilex dan tenang.” Ucapku
Guntur segera
melumatkan coklat itu dengan linangan airmata yang belum juga kunjung reda sama
seperti hujan pada sore ini.
Beberapa menit
kemudian.
“Ria, entah mengapa aku merasa nyaman saat ada didekatmmu.” Ucap Guntur dengan
tatapan kosong yang masih memandangi rintik – rintik hujan.
“ akupun merasakan hal yang sama. Walaupun aku sering memarahimu namun jauh
dilubuk hatiku, aku sangatlah menyayangimu!” ucapku yang merangkul pundaknya.
“Ria, maukah kamu memayungiku dikala hujan?? Menghapus airmataku disaat
mengingat nyanyian hujan itu?? Maukah kamu memberikanku cinta yang manis?? Ucap Guntur menatap mataku dalam – dalam dan kemudian mencium keningku.
Aku hanya mengangguk
dan tersenyum. Menyandarkan kepalaku di pundaknya sambil menatap rintik gerimis
yang berdenting dengan partitur yang teratur.
Saat Hujan membawaku pada cinta yang datang dan telah pergi
BIOGRAFI :
Namaku
NOVA JULIYANTI LUBIS, aku bersekolah di SMA N 14 BATAM
kelas XII IPA.
Aku lahir
di Batam,6 Juli 1994
Hobiku ya
membaca cerpen, novel,majalah,semuanya dech yang berkaitan tentang cerita,tapi
aku paling suka sama novel terjemahan enak aja gitu bacanya.
Hal yang
paling aku sukai itu sebuah keJUJURan,terkadang memang pahit tapi itu lebih
baik .
Cita-citaku
Cuma pengen ngebahagian Orang Tua ku.
menjadi anak eank soleha untuk Orang Tuaku , apalagi tuk mama ku memang belum
banyak sih yang bisa aku beri saat ini sama mama hanya bisa kirimkan doa tuk
mama di surga,semoga allah jagain mama J
i love mom
JJ
alamat e-mailku : nova_juliyanti@yahoo.co.id
alamat twitterku : @Novajuliyanti
HARAPANKU
SEMOGA SISWA/SISWI SMA 14 BATAM LULUS 100 %
0 komentar:
Posting Komentar